Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta jajaran di bawahnya untuk lebih menggencarkan gerakan maskerisasi pada kegiatan keagamaan. Yaqut menyebut ada dua kunci dalam mencegah penyebaran virus Covid 19, di antaranya vaksinasi dan maskerisasi. Hal itu diungkapkan Yaqut saat memimpin rapat koordinasi Kemenag, Kamis (16/9/2021).
"Saya kira salah satu upaya penanganan dan antisipasi saat perayaan keagamaan itu maskerisasi. Saat merayakan keagamaan, kita memakai masker." "Masing masing Direktorat Jenderal agar melakukan pengadaan masker di setiap perayaan keagamaan,” ucap Yaqut, dikutip dari laman pers Kemenag. Menurut Yaqut, hingga kini masih ada beberapa masyarakat enggan membeli masker, karena dianggap tak menjadi prioritas.
Sehingga, dengan gerakan maskerisasi, Kemenag bisa ikut berperan mencegah penyebaran Covid 19. "Dengan ini diharapkan Kementerian Agama akan memiliki peran yang sangat signifikan untuk memerangi pandemi,” kata Yaqut. Lebih lanjut, Yaqut berharap tempat ibadah bisa dioptimalkan sebagai ruang edukasi publik tentang pandemi Covid, bahkan juga tempat memberikan pertolongan pertama.
“Selain menjadi ruang edukasi publik, sebisa mungkin rumah ibadah itu menjadi tempat pertolongan pertama,terkait self help." "Ini memang tidak mudah, dan menjadi tatangan besar,” jelasnya. Diketahui sebelumnya, pemerintah sempat mengkhawatirkan adanya potensi penularan Covid 19 pada acara keagamaan di Provinsi Bali.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap prokes di Bali mencapai 95 persen. Meskipun begitu, menurut Luhut,acara keagamaan masih berpotensi meningkatkan laju penyebaran Covid 19. "Saya ingin sampaikan di Bali orang pakai masker sudah bagus, lebih 95 persen."
"Tetapi mohon maaf masih ada perayaan agama yang berlebihan yang hendaknya dikontrol langsung." "Jangan terlalu banyak, yang bisa nanti menimbulkan klaster terbaru," ucap Luhut dalam konferensi pers terkait PPKM, Senin (13/9/2021).